Rizal Ramli Mengagas Kepemimpin Politik Alternatif dan Haluan Ekonomi Baru di Konvensi Capres PBR
Jumat, 10 Oktober 2008
Jakarta (09/10/07): Ratusan orang memadati salah satu ruangan di Hotel Nikko, Jakarta. Mereka umumnya datang dari berbagai kelompok masyarakat; kalangan intelektual, buruh, kaum miskin kota, tani, mahasiswa, dan pengusaha. Dengan berdesak-desakan, massa tersebut tetap antusias mengikuti acara "deklarasi Rizal Ramli" untuk mengikuti konvensi Capres Partai Bintang Reformasi (PBR). Dalam acara tersebut, hadir pula ketua umum PBR, Burzah Sarnubi, dan panita konvensi capres PBR.
Acara dibuka dengan orasi politik dan dukungan dari sejumlah perwakilan organisasi dan sektoral, seperti mahasiswa, intelektual, Buruh, petani, kaum miskin kota, pekerja budaya, ekonom, dan agamawan. Dalam orasinya, Rudi Hartono, perwakilan dari aktifis Mahasiswa, mengatakan bahwa neoliberalisme telah melahirkan kerusakan besar terhadap bangsa ini, seperti kemiskinan, pengangguran, gizi buruk, busung lapar, dan kerusakan ekologi. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh kepemimpinan nasional dan partai yang berkuasa justru memberi jalan bagi neoliberal. " dalam pemilu 2009, cukup sudah bagi partai lama dan pengusung neoliberal! Saatnya rakyat memilih capres yang punya program, punya tindakan politik yang konkret, bersih, dan anti-neoliberal" ungkap Rudi Hartono. Dia menegaskan, bahwa dibutuhkan penyatuan kekuatan politik yang menyepakati platform "kemandirian nasional" dalam sebuah koalisi parpol untuk mengusung program dan capres alternatif, yakni Rizal Ramli.
Ray Rangkuti, Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), menegaskan pentingnya mendorong capres alternatif, yang bukan saja menampilkan wajah baru, tapi yang terutama adalah gagasan baru dan konsep jalan keluar atas problem yang dihadapi rakyat. Sedangkan Lukman Hakim, perwakilan dari aktifis buruh, menekankan pentingnya gerakan buruh ambil bagian dalam pemilu 2009, bukan saja dengan menyerahkan suara tanpa kritis, tapi mengusung caleg-caleg buruh yang punya program dan konsep yang anti-neoliberal.
Suasana semakin bertambah riuh, ketika Marlo Sitompul hadir ditengah massa dan menyampaikan orasinya. Marlo menilai, bahwa perbaikan terhadap kondisi ekonomi rakyat hanya dapat terjadi, jika neoliberalisme sebagai system yang mengeksploitasi sudah dihapuskan dan digantikan dengan haluan ekonomi baru. Baginya, Rizal Ramli yang merupakan ekonom anti-IMF dan berada diluar ekonom "Mafia Barkeley", akan sanggup bekerjasama dengan seluruh elemen gerakan sosial untuk melahirkan kepemimpinan nasioal alternatif dan anti-neoliberal. Selain itu, Angga dari Dewan Tani Indonesia (DTI), dalam orasi politiknya, mengkritik capres yang seolah-olah berpihak kepada kaum tani, padahal kenyataannya tidak punya program dan tindakan yang bersentuhan dengan kehidupan petani.
Fadhel Hasan, ekonom INDEF, juga menyampaikan pidato dalam acara tersebut. Dengan latar belakang ekonom handal, Fadhel menilai Rizal Ramli dapat melakukan terobosan penting dalam mengatasi persoalan ekonomi di Indonesia. Orasi politik terus belanjut dari perwakilan Serikat Pekerja BUMN, Marwan Batubara, Agamawan, dan Budayawan.
Suasana menjadi haru ketika MC menanyakan kesediaan "RR" untuk menjadi Capres, tapi seperti agak mengabaikan pertanyaan tersebut dan berjalan kebelakang untuk menemui ibu-ibu miskin kota dan buruh sebagai bukti keberpihakan politiknya nanti. Rizal Ramli akhirnya resmi mendaftarkan dirinya sebagai peserta konvensi capres PBR dengan dukungan rakyat miskin, buruh, dan sebagian elemen pergerakan dibelakangnya. Baginya, PBR merupakan partai pluralis, inklusif, dan sedang mengubah diri menjadi partai alternatif, sehingga ia memilih jalur lewat PBR. Menurut Rizal, Indonesia merupakan raksasa yang sedang tertidur-----mengikuti sebuah headline di majalah "TIME"---yang sudah saatnya dibangkitkan dengan kekuatan sendiri; ekonomi berdikari. Bagi Rizal, momentum pemilu 2009 bisa menjadi momentum perubahan, jika nantinya kekuatan politik alternatif yang sedang digagasnya bersama kalangan aktifis bisa menjadi "magnet politik" bagi dukungan rakyat. "jalan untuk menuju Indonesia baru yang lebih baik akan selalu terbuka" tegas Rizal. (rh& ulfa ilyas)
Seja o primeiro a comentar
Posting Komentar